FirstIndonesiaMagz.id, Jawa Tengah-Baru-baru ini kabar mengenai potensi besar litium yang ditemukan di daerah Gerobokan, Jawa Tengah menggemparkan masyarakat sekitar. Litium, yang merupakan komponen penting dalam baterai, diharapkan dapat menjadi sumber daya lokal untuk mendukung industri litium di Indonesia.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, walaupun masih dalam tahap hipotetik dan memerlukan penelitian lebih lanjut, potensi jumlah litium yang mencapai 1000 PPM di Gerobokan dianggap sebagai kabar baik bila dibandingkan brine di wilayah seperti Chili, Argentina, dan Bolivia hanya memiliki kandungan 600 PPM.
“Selain dari segi kadar, perlu juga diperhatikan jumlah cadangan litium dan kandungan dalam lumpur. Proses pengolahan brine untuk menghasilkan litium hidroksida atau litium karbonat juga menjadi langkah krusial dalam mengoptimalkan potensi sumber daya ini,” jelas Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/12).
Tidak hanya Gerobokan, potensi litium juga ditemukan di lumpur Lapindo dengan kandungan antara 100 hingga 500 PPM. Kehadiran boron di Lapindo juga menjadi nilai tambah, karena boron diperlukan dalam industri elektronika dan semikonduktor.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mendukung eksplorasi lebih lanjut terkait litium ini. Walaupun terdapat tantangan dan kendala, namun dengan potensi dalam bentuk cairan brine maupun bijih batuan, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi mandiri dalam industri litium dan mengurangi impor dari luar negeri.
Smelter di Morowali, yang saat ini mengimpor litium dari Australia, juga menjadi bagian penting dalam rantai produksi. Meskipun impor lebih dominan dalam bentuk bijih atau konsentrat, langkah ini mendukung pembuatan material katoda untuk baterai di dalam negeri.
“Perjalanan menuju kemandirian litium masih memerlukan investigasi lebih lanjut, termasuk investasi yang diperlukan dan proses pengolahan yang efisien. Kendati demikian, potensi ini memberikan harapan baru untuk mengembangkan industri litium yang berkelanjutan di Indonesia,” tandas Bursa Efek Indonesia.