FirstIndonesiaMagz.id– Jumlah perusahaan bahan bakar fosil yang menetapkan target zero emission telah meningkat tajam selama setahun terakhir. Namun, sebagian besar gagal mengatasi masalah utama, sehingga dianggap “sebagian besar tidak berarti”.
Sekitar 75 dari 112 perusahaan bahan bakar fosil terbesar di dunia kini telah berkomitmen untuk mencapai net zero esmission titik di mana emisi gas rumah kaca ditiadakan dengan pemotongan produksi di tempat lain dan metode untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Menurut penilaian data yang tersedia untuk umum oleh Net Zero Tracker, dijalankan sebagian oleh Unit Intelijen Energi dan Iklim yang berbasis di Inggris dan Universitas Oxford hal tersebut naik dari tahun-tahun sebelumnya.
Tetapi sebagian besar target tersebut tidak sepenuhnya mencakup atau kurang transparan tentang emisi Lingkup 3 yang mencakup penggunaan produk perusahaan, sumber emisi terbesar bagi perusahaan bahan bakar fosil atau tidak menyertakan rencana pengurangan jangka pendek.
Melansir dari Reuters dalam sebuah laporan, menjelaskan bahwa tidak ada perusahaan bahan bakar fosil yang membuat komitmen yang diperlukan untuk menjauh dari ekstraksi atau produksi bahan bakar fosil.
Saat ini, sekitar 4.000 negara serta perusahaan di seluruh dunia telah berkomitmen untuk mewujudkan net zero emission. November lalu, PBB menjelaskan seperti apa strategi net zero yang ‘baik’ untuk menghindari greenwashing.
“Kami belum melihat langkah besar dari perusahaan bahan bakar fosil atau perusahaan lain untuk memenuhi (pedoman) itu, jadi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai level itu,” kata Thomas Hale dari University of Oxford, yang turut menulis laporan tersebut.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Science menemukan bahwa sekitar 90% dari target net-zero negara tidak mungkin cepat tercapai.