FirstIndonesiaMagz.id– Pada Kamis (6/11), PT Semen Baturaja (SMBR) Tbk telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2025 yang diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para konsultan CSR, pakar ekonomi, keuangan, lembaga terkait, serta dukungan Kementerian dan Lembaga terkait.
ICEA 2025 merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tahunan kepada perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta yang telah menjalankan program Corporate Social Responsibelity (CSR)/ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/ Community Development terbaik.
Adanya ICEA ini diharapkan dapat mendorong dan menjadi penyemangat serta tantangan tersendiri bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan program CSR dengan merumuskan kembali program CSR-nya, guna mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).
Dalam kegiatan ICEA 2025 ini akan melalui beberapa tahap meliputi kegiatan penjurian dan penilaian dari para dewan juri serta tahap final-nya perolehan penghargaan.
Pada saat kegiatan wawancara penjurian, pemaparan materi oleh Andy Aprizal selaku Senior Manager of CSR serta tim CSR PT SMBR.
Krisis sampah menjadi isu serius di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) OKU, timbunan sampah di wilayah ini terus meningkat dari 148,84 ton per hari pada 2020 menjadi 152,21 ton per hari di 2022. Kondisi tersebut mendorong PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) untuk mencari solusi inovatif dalam pengelolaan sampah melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Salah satu inisiatif yang kemudian lahir adalah SMBR Eco Café “Ngopi Bayar Pakai Sampah”, program unik yang memadukan budaya ngopi dengan aksi peduli lingkungan. Program ini diinisiasi oleh tim CSR SMBR bersama mitra binaan UMKM Ngupi Ku-Day, lulusan Rumah BUMN Baturaja, dan mendapat dukungan dari DLH OKU.
Lewat program ini, masyarakat diajak untuk memilah dan menabung sampah anorganik seperti botol plastik atau kardus. Sampah yang dibawa ke Café Ngupi Ku-Day akan ditimbang dan dicatat sebagai saldo tabungan. Jika saldo mencukupi, masyarakat bisa menukarnya dengan segelas kopi, bubuk kopi, atau biji kopi.
Sampah yang terkumpul kemudian dijual ke DLH OKU dan bank sampah lokal, menjadi sumber pendapatan tambahan bagi café. Dengan konsep green business model, program ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat terhadap ekonomi sirkular.
Tidak berhenti di sisi lingkungan, program Eco Café juga memberi dampak ekonomi nyata bagi pelaku usaha kopi di Baturaja. PT Semen Baturaja meminjamkan mesin roaster kopi skala besar kepada Café Ngupi Ku-Day, memungkinkan mereka meningkatkan kualitas kopi serta menyediakan jasa roasting bagi UMKM lain di sekitar.
Inovasi ini menjadikan Ngupi Ku-Day sebagai pusat roasting kopi di Baturaja. Selain meningkatkan omzet, inisiatif ini juga membantu pelaku usaha kecil lainnya mendapatkan akses roasting dengan biaya lebih efisien dan ramah lingkungan. Asap dari mesin roaster diarahkan ke gorong-gorong drainase tertutup agar tidak mencemari udara.
Program SMBR Eco Café terbukti memberikan hasil positif dalam tiga aspek utama:
- Lingkungan: Rata-rata volume sampah yang dikumpulkan meningkat 353% per tahun sejak 2023. DLH mencatat, program ini berhasil mengurangi timbunan sampah anorganik di Baturaja secara signifikan.
- Ekonomi: Pendapatan Café Ngupi Ku-Day melonjak dari Rp81 ribu–Rp208 ribu (2023) menjadi Rp429 ribu–Rp1,9 juta (2025) dari penjualan sampah dan kopi.
- Sosial: Café ini kini mempekerjakan 15 pemuda dari kalangan kurang mampu di sekitar lokasi, naik dari hanya 5 karyawan pada awal program. Mereka berperan sebagai barista, pramusaji, dan pengelola café.
Kesuksesan program ini tak lepas dari kolaborasi erat antara PT Semen Baturaja, DLH OKU, UMKM Ngupi Ku-Day, dan masyarakat lokal. Program ini mendukung sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama:
- SDG 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,
- SDG 11: Kota dan komunitas berkelanjutan,
- SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta
- SDG 13: Penanganan perubahan iklim.
Dampak positif dari program “Ngopi Bayar Pakai Sampah” membuat Café Ngupi Ku-Day makin dikenal luas. Branding melalui media sosial dan pemberitaan di berbagai media nasional turut memperkuat eksposur program ini.
PT Semen Baturaja Tbk berkomitmen melanjutkan roadmap program hingga 2028 dengan tahapan terencana: pelatihan pengolahan sampah, replikasi Eco Café di lokasi lain, hingga penguatan brand dan promosi.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, SMBR Eco Café “Ngopi Bayar Pakai Sampah” menjadi bukti nyata bahwa secangkir kopi bisa membawa perubahan besar — dari mengurangi sampah, memperkuat ekonomi lokal, hingga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.




























