FirstIndonesiaMagz.id– PT Total Bangun Persada Tbk menegaskan kembali komitmennya dalam membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang proaktif, adaptif, dan partisipatif di seluruh lini proyek konstruksi. Mengusung visi “Pride and Excellence in Construction,” perusahaan ini menjadikan aspek keselamatan kerja sebagai bagian dari strategi utama dan budaya perusahaan.
Pada Kamis (31/7), PT Total Bangun Persada Tbk telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025.
OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, seperti wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri, dan tahap finalnya yaitu perolehan penghargaan.
OAS 2025 menjadi kegiatan corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.
Dalam kegiatan wawancara penjurian ini, paparan perusahaan dibuka oleh Rasyid Daulay selaku Direktur dan dilanjutkan oleh Whidi Hartono selaku HSE Manager.
Total Bangun telah meraih berbagai sertifikasi internasional, termasuk ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018, serta sertifikasi SMK3 Tingkat Lanjutan dari pemerintah Indonesia yang berlaku hingga 2027. Semua ini menjadi fondasi sistem manajemen K3L yang diterapkan secara konsisten, mulai dari kantor pusat hingga proyek di lapangan.
Total Bangun menyadari bahwa kepemimpinan manajemen puncak dan keterlibatan pekerja adalah kunci keberhasilan manajemen HSE. Direksi secara aktif mengikuti kampanye keselamatan dan rapat rutin HSE. Di sisi lain, pekerja diberi ruang partisipatif melalui forum toolbox meeting, kotak saran, kampanye CARE, hingga wewenang untuk menghentikan pekerjaan jika dirasa tidak aman (Stop Work Authority).
Perusahaan menetapkan target K3L yang tegas: nol kecelakaan kerja (LTI), nol penyakit akibat kerja, dan nol pencemaran lingkungan. Program dan penilaian K3L dirancang melalui pendekatan sistematis berbasis risiko (HIRADC) untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menetapkan mitigasi sejak awal.
Total Bangun menyelenggarakan pelatihan menyeluruh mulai dari orientasi staf baru, pelatihan dasar K3, hingga pelatihan spesifik untuk 12 aktivitas berisiko tinggi seperti bekerja di ketinggian, ruang terbatas, dan penggunaan B3. Tak hanya untuk internal, pelatihan juga menjangkau mitra kontraktor melalui program CSMS.
Total Bangun menghadirkan berbagai inovasi digital, antara lain:
- HSE VR Training: pelatihan simulatif menggunakan virtual reality untuk bekerja di ketinggian.
- Construction Integrated System (CIS): sistem monitoring proyek termasuk modul HSE.
- Aplikasi Safety Mindset dan Dashboard Monitoring: pemantauan partisipasi dan kepatuhan terhadap budaya keselamatan.
- E-HIRADC dan TOTAL Mitra: platform digital untuk perizinan kerja, pelaporan temuan, dan manajemen risiko.
Fasilitas seperti tempat istirahat, air minum, mushola, toilet bersih, dan program pengendalian vektor menjadi bagian dari upaya Total Bangun menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Dalam hal lingkungan, Total Bangun juga menerapkan pengendalian limbah B3 dan domestik, penggunaan generator kedap suara, serta pengukuran parameter lingkungan oleh pihak ketiga.
Total Bangun melakukan audit internal dan eksternal, HSE assessment berkala, serta review manajemen tiap enam bulan. Semua ini bertujuan untuk terus meningkatkan efektivitas sistem manajemen K3L, yang berdampak langsung terhadap produktivitas dan penurunan angka insiden.
Penerapan sistem K3 yang disiplin terbukti berdampak pada peningkatan skor internal HSE dan penurunan Total Bangun Recordable Incident Rate (TRIR). Karyawan juga menunjukkan peningkatan nilai dalam berbagai dimensi budaya keselamatan seperti komunikasi, intervensi, kontrol risiko, dan praktik kerja aman.