Ilustrasi Net Zero Emission (Source: ICL)

FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Salah satu pemuda TPA Bantar Gebang Kota Bekasi, Imam Pesuwaryantoro menyampaikan keluh kesahnya terhadap masing-masing kandidat Capres dan Cawapres pada Debat Pilpres KPU 2024.

Potret Imam Pesuwaryantoro

Tentu keluh kesah tersebut tidak asal disampaikan, Imam yang pernah menjadi Delegasi Indonesia pada ajang COP-28 UAE Dubai pada tahun lalu ini, menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

Tema tersebut diangkat pada Debat Pilpres KPU 2024, Capres dan Cawapres yang telah dilangsungkan pada Minggu (21/02) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Pemuda yang akrab disapa Imam Pesu ini menyampaikan konsep dan gagasan tentang Hilirisasi Sampah menjadi Industri. Poin Utama yang diungkapkan oleh Imam Pesuwaryantoro selaku Pemuda Kota Bekasi ini adalah mendorong Law Enforcement pada UU no.18 Tahun 2008 Tentang Persampahan, agar bisa direvisi oleh Parlemen DPR-RI, berupa skema insentif yang diberikan langsung kepada masyarakat seperti Pengurangan Beban Biaya Pajak dan tidak dipungutnya biaya Retribusi Sampah bilamana tiap individu, masyarakat, dan korporasi telah melakukan Pemilahan Sampah dan Aksi berupa Program Ekonomi Sirkular didalamnya.

Selain itu, sejak tahun 2016, Indonesia telah berkomitmen untuk menahan laju kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat celcius berdasarkan Perjanjian Paris.

Komitmen ini mensyaratkan adanya upaya serius dalam penanganan krisis iklim serta transisi dari energi fosil yang mendominasi sistem energi Indonesia menuju energi terbarukan secara berkeadilan. Namun, sampai saat ini, pemerintah Indonesia masih gagal dalam mengambil langkah-langkah konkret yang sejalan dengan komitmen tersebut.

Target iklim dan bauran energi terbarukan pemerintah terlalu rendah. Industri bahan bakar fosil masih dimanjakan dengan besarnya insentif dan berbagai kemudahan berusaha. Banyak regulasi dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah justru menghambat percepatan peningkatan energi terbarukan.

Melihat permasalahan dari kajian yang sudah dirangkum bersama-sama dengan Aliansi Power Up Indonesia, Imam yang juga selaku Aktivis Lingkungan Hidup asal Kota Bekasi memberikan solusi dan rekomendasi kepada kandidat Paslon Capres dan Cawapres 2024 antara lain:

  • Meningkatkan target nationally determined contribution (NDC) dan menetapkan net zero emission pada tahun 2045
  • Meningkatkan target kapasitas pembangkit listrik tenaga energi terbarukan hingga mencapai minimal 60% dari total bauran energi di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2030
  • Menghentikan kebijakan dan pendanaan bagi industri bahan bakar fosil
  • Mobilisasi pendanaan bagi transisi energi
  • Memastikan transisi energi yang berkeadilan dan inklusif
  • Penghentian dan pembatalan rencana pembangunan seluruh PLTU, termasuk PLTU captive
  • Menyuntik mati dan mempercepat pemensiunan dini PLTU eksisting hingga seluruh PLTU tutup dan berhenti beroperasi pada tahun 2040
  • Partisipasi bermakna bagi masyarakat adat, golongan rentan, dan generasi muda dalam penyusunan kebijakan iklim
  • Pengesahan regulasi dan perundang-undangan yang pro-iklim, dan Menciptakan tata kelola dan kriteria pelaksanaan nilai ekonomi karbon yang ketat.

“Harapan berlangsungnya pasca Debat Pilpres yang bertemakan tentang Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa yang InsyaAllah yang dilangsungkan pada Minggu (21/01) kemarin dapat mendorong secara penuh komitmen Hilirisasi Pengolahan dan Pengelolaan Sampah jadi Industri Prioritas di Indonesia serta Solusi Pro Iklim, demi terciptanya lapangan pekerjaan yang luas bagi 200 juta usia produktif indonesia serta mempercepat Indonesia Net Zero Emission 2045 dan Indonesia Emas 2045 mendatang,” pungkas Imam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here