FirstIndonesiaMagz.id– Aliansi Kebangsaan di bawah kepemimpinan Ketua Umum Pontjo Sutowo, kini telah memasuki usia ke-13 tahun. Perjalanan yang cukup panjang dan cukup berliku.
Bertepatan dengan moment Hari Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah penting dalam proses “kebangsaan menjadi Indonesia” yang menandai adanya transformasi kultural dari nasionalisme etnik menjadi nasionalisme madani.
Peringatan hari ulang tahun Aliansi Kebangsaan ini ditandai dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan Ketua Umum Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo di Merak Ballroom Jakarta Convention Center (JCC).
Selama 13 tahun berkiprah, Aliansi Kebangsaan tetap konsisten menghadirkan narasi-narasi kebangsaan yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan. Sebagai bangsa yang lahir dari gagasan para kaum cendekiawan di masa lalu, Aliansi Kebangsaan yang merupakan jaringan intelektual lintas kultural dan lintas keyakinan, yang dipersatukan oleh kepedulian yang sama untuk menguatkan dan mengembangkan kebangsaan Indonesia, ingin mengajak para cendekiawan/intelektual untuk kembali terpanggil dalam memecahkan persoalan- persoalan mendasar yang dihadapi bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi berdasarkan konsepsi (cita) Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
“Bila kaum terpelajar, sebagai minoritas kreatif (creative minority) pada masa kolonial, mampu bangkit merespon tantangan zamannya, lantas apa respon kaum terpelajar/cendekiawan saat ini terhadap berbagai problematika kebangsan dan kenegaraan yang muncul setelah 25 tahun kita menjalankan reformasi? Dengan “otoritas intelektual” yang dimiliki, saya percaya kaum cendekiawan mampu ambil peran dalam perjuangan menjawab tantangan ini.” Kata Pontjo Sutowo dalam sambutannya, Senin (30/10).

Turut hadir dalam peringatan ulang tahun ke-13 tersebut, terlihat KB FKPPI & GM KB FKPPI, Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Dr. Mohammad Nasih, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Dr. Daniel Murdiyarso, Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Alfitra Salamm, Guru Besar Ilmu Hukum UGM Prof. Dr. Soedjito Atmoredjo, Prof. Komaruddin Hidayat, Tri Mumpuni, serta Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono.