Firstindonesiamagz.id – Dalam salah satu unggahan Kementerian Pariwisata di laman resminya, Bali Waste Cycle merupakan salah satu perusahaan yang dikunjungi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat di Bali, Sabtu (14/5).
Bali Waste Cycle yaitu perusahaan yang dibentuk pada 2019 dan bergerak di bidang lingkungan. Perusahaan ini ikut berpartisipasi dalam mengelola sampah secara menyeluruh dari hulu sampai hilir sebagai fasilisator dalam memberikan edukasi, pelatihan, maupun pembinaan pada masyarakat, bank sampah, TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) maupun di lokasi TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) yang berada di banjar maupun desa.
Sandiaga mengapresiasi hadirnya Bali Waste Cycle untuk keberlanjutan lingkungan Bali.
“Pariwisata yang berkualitas itu selain mendorong dampak sosial kepada masyarakat dari segi penghasilan, tapi juga mengurangi beban terhadap lingkungan,” ujarnya.
Sandiaga menilai bahwa Bali Waste Cycle berperan dalam menekan peredaran sampah plastik hingga 30 persen, bahkan pada tahun 2025 nanti ditarget bisa menekan 70 persen.
Terapkan Ajaran Hindu Tri Hita Karana
Bali Waste Cycle, menurut Sandiaga ialah bentuk aplikasi ajaran Tri Hita Karana dalam agama Hindu. Ajaran ini merupakan interaksi atau hubungan antara hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Tri Hita Karana merupakan konsep adalah ajaran dalam agama Hindu yang memiliki tiga subsistem utama, yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Pertama, Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan dapat diartikan sama dengan pola pikir/konsep/nilai.
Kedua, Pawongan yang artinya hubungan manusia dengan sesamanya, sama dengan elemen sosial. Ketiga, Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.
Dalam keterangannya, Bali Waste Cycle di masa pandemi COVID-19 sudah berhasil membuka lapangan kerja bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya. Tercatat, perusahaan ini mempekerjakan 60 pekerja. (ZA)