Ilustrasi Finansialku.com.

Firstindonesiamagz.id – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan perkembangan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 yang sebesar 5,44% (yoy) termasuk yang terbaik di dunia.

Menurutnya inflasi masih sebesar 4,35% (yoy) dinilai masih terkontrol di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini.

“Indonesia inflasinya di kuartal II terkendali di angka 4,35% dengan pertumbuhan ekonomi 5,44%. Ini salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia yang hari ini kita lakukan,” kata Bahlil dalam acara Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada UMK Perseorangan di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (11/8/2022), dilansir dari detikfinance.

Atas pencapaian yang direngkuh itu, maka Indonesia dinilai berada jauh dari resesi.

Bahlil meminta isu miring yang telah beredar di masyarakat terkait inflasi Indonesia mengkhawatirkan jangan dipercaya.

Bahlil menyebut bahwa ekonomi Indonesia tidak berada di ujung resesi.

“Bapak/Ibu semua jangan percaya isu-isu yang seolah-olah ekonomi Indonesia ini di ujung resesi, itu hoax besar,” tuturnya.

Bahlil juga mengatakan pihak-pihak yang berpandangan Indonesia di ujung resesi merupakan orang yang tidak bersyukur. Lantaran sekarang ini telah banyak negara yang diklaim menginginkan pertumbuhan ekonomi seperti Indonesia.

“Itu adalah orang-orang kufur nikmat karena banyak negara yang pengin negara mereka seperti Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi, tetapi mereka belum bisa mendapatkan itu karena kepemimpinan dari masing-masing negara itu punya style yang berbeda-beda,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Bahlil juga membandingkan di negara lain yang kondisinya tidak lebih baik dari Indonesia.

“Di negara G20 itu inflasinya rata-rata di atas 5%, Amerika Serikat di atas 7%, Inggris 9% lebih, Turki 70% lebih,” ujarnya.

Namun, pernyataan berbeda disampaikan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid. Dia menyebut inflasi Indonesia sekarang ini memanglah tinggi.

Meskipun begitu, di tengah harga pangan dan energi yang melonjak, Indonesia masih dapat mencatatkan perkembangan ekonomi yang mencapai 5,4 persen.

“Walaupun yang mengkhawatirkan inflasi sudah hampir lima persen,” imbuhnya, seperti yang dimuat Jpnn.com.

Arsjad juga menilai hal tersebut menjadi tantangan Indonesia dalam menghadapi ekonomi global yang lemah.

Arsjad mengungkap kunci menghadapi kondisi perekonomian global adalah membangun manusianya.

Selain itu, lanjut dia bonus demografi menjadi upaya guna menyuplai kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan permintaan pasar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here