Source by TheCityFix

FirstIndonesiaMagz.id-Pemerintah Indonesia tengah mengkaji Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-20245 sebagai pemrakarsa guna mencapai visi Indonesia maju 2045.

Maka untuk mendukung tercapainya cita-cita tersebut, Indonesia perlu memaksimalkan modal dasar yang telah dimiliki.

Deputi Bidang Ekonomi, Bappenas/Kementerian PPN Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan guna mencapai visi tersebut, Indonesia perlu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan mengikuti perubahan yang sangat cepat di semua bidang.

Untuk itulah perlu mengambil langkah transformasi pembangunan, tidak hanya langkah reformasi.

“Pada saat kita menyusun upaya transformasi, kita tentunya punya modal dasar,” ucap Amalia, saat ditemui di acara Konsultasi Publik dalam Rangka Penyusunan RPJPN 2025-2045, dikutip melalui laman YouTube Bappenas RI, Jumat (19/5/2023).

Lebih lanjut, modal dasar ini bakal menjadi kekuatan dan dasar yang krusial dalam proses pembangunan.

Amalia juga menyebut ada tiga modal dasar yang dimiliki Indonesia, pertama jumlah penduduk yang besar. Hal itu pun sejalan dengan RI yang bakal memasuki era bonus demografi.

“Di tahun 2045 penduduk Indonesia diperkirakan 324 juta dan akan menempati posisi ke 6 terbesar di dunia. Selanjutnya kita akan memasuki era bonus demografi di mana era bonus demografi ini diharapkan betul-betul menjadi bonus, bukan menjadi beban untuk kita,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Amalia menekankan, penting untuk memaksimalkan produktivitas masyarakat untuk memanfaatkan momentum tersebut, sehingga dapat berkontribusi besar terhadap akselerasi pertumbuhan masyarakat.

Di sisi lain, modal sosial budaya juga merupakan hal yang tak kalah penting.

“Seperti gotong royong, kekeluargaan, solidaritas sosial, serta modal manusia yang kita miliki adalah modal yang sejahtera dan adaptif,” sambungnya.

Dikatakan Amalia, Indonesia juga dianugerahi kekayaan alam dan maritim sebagai modal pembangunan.

Mengutip dari detik.com, kekayaan alam, Indonesia sendiri mempunyai 125,57 juta hektar kawasan hutan. Tak hanya itu, RI juga memiliki cadangan batu bara 36,3 miliar ton, nikel dengan cadangan bijih 5,24 miliar ton, dan potensi energi terbarukan 3.716 GW.

Sedangkan untuk kekayaan maritim, Indonesia mempunyai 16% terumbu karang dunia, potensi perikanan tangkap 12 juta ton, 25 ribu spesies tumbuhan berbunga atau 10% dari populasi dunia, dan hutan mangrove terluas dengan besaran 3,36 juta hektar. Hal itu tak lepas dari dukungan modal letak geografisnya.

“Kekayaan alam kita terdiri dari berbagai sumber daya yang dimiliki, baik hutan maupun mineral, keanekaragaman hayati, serta kekayaan maritim dengan letak geografis dan karakteristik wilayah di mana kita berada di dalam tiga ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) yang bisa kita manfaatkan secara optimal,” jelas Amalia.

Terakhir, Amalia mengatakan dengan memaksimalkan modal tersebut, diharapkan strategi yang telah direncanakan dalam RPJPN 2025-20245 bisa tereksekusi dan sasaran-sasaran yang telah ditentukan juga akan tercapai.

Kendati demikian, untuk RPJPN sendiri, pihaknya telah menargetkan bakal rampung dan ditetapkan sebagai Undang-Undang (UU) pada September 2023 mendatang.

(nz)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here