Dok. Suara.com/Can EROK / AFP

FirstIndonesiaMagz.id– Jumlah korban jiwa gempa bumi yang melanda Turki kini sudah melebihi 20.000 jiwa.

Jumlah tersebut bahkan sudah melebihi jumlah korban gempa berkekuatan magnitudo 9,1 yang terjadi di Jepang 2011 dan gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Turki 1999.

Sebelumnya gempa yang terjadi di Turki tahun 1999, tercatat dalam sejarah merupakan gempa terparah. Namun, akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi pada Senin (6/2/2023) telah menewaskan 21.051 orang menjadikan gempa Turki 1999 yang terparah terpatahkan.

Gempa Turki yang terjadi pada 1999 dipicu oleh pergerakan patahan Anatolia Utara.

Sedangkan gempa saat ini menurut Republika.co.id kemungkinan gempa dipicu dari patahan Anatolia Timur, tempat Arab dan Anatolia terkunci bersama gesekan. Setelah beberapa dekade, kedua lempeng perlahan menarik diri ke arah berlawanan.

Ketegangan kuat yang terkumpul di antara kedua lempeng secara tiba-tiba dan melewati satu sama lain secara horizontal sehingga melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik.

Di sisi lain, terlepas dari apa yang memicu gempa itu, di Syria diadakan konvoi bantuan PBB yang untuk pertama kalinya memasuki daerah barat laut Syria yang dikuasai pemberontak.

Daerah tersebut menjadi salah satu daerah terparah terdampak gempa.

Diketahui, daerah itu juga sebelumnya sempat diblokade oleh pasukan pemerintahan Presiden Syria Bashar al Assad.

Melansir Wall Street Journal, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk membangun kembali setiap rumah yang runtuh terdampak gempa.

Terakhir, Erdogan menyebut, dirinya mulai memberlakukan hukum darurat yang terakhir kali diberlakukan usai percobaan kudeta pada 2016.

Nz

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here