Krakatau Steel Timbang Opsi Divestasi Anak Usaha Untuk Atasi Utang

FirstIndonesiaMagz.id– PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih terbebani utang bernilai jumbo. Perseroan pun terus melanjutkan program restrukturisasi untuk mengatasinya.

Posisi liabilitas, termasuk utang, KRAS hingga September 2023 berada di angka USD2,36 miliar atau setara Rp36,85 triliun. Meskipun BUMN baja itu sudah memangkas nilai liabilitas sebesar 9,4 persen sejak 31 Desember 2022 sampai September 2023. 

Sebagai upaya penyehatan keuangan, KRAS mengajukan restrukturisasi utang sebesar USD1,4 miliar atau setara Rp21,84 triliun kepada sepuluh perbankan nasional, yang menjadi kreditur perusahaan. 

Selain itu, perseroan disebut-sebut tengah mempertimbangkan divestasi saham anak usaha.

Menjawab hal tersebut, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Tardi menjelaskan, pelepasan saham anak usaha ke investor tergantung pada sustainability atau keberlanjutan bisnis dan keuangan Krakatau Steel Group. 

“Ke depan apakah kita masih bisa melakukan divestasi? Jadi tergantung dari bagaimana Krakatau Steel menjaga sustainability terhadap Krakatau Steel secara grup,” ujar Tardi, Rabu (22/11).

Menurutnya, aksi divestasi masih harus dipertimbangkan lantaran dua subholding perusahaan masih memberikan kontribusi positif di sisi pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA)

Kedua yang dimaksud yaitu Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur dengan kontribusi EBITDA sebesar USD47 juta. Lalu, Subholding Krakatau Baja Konstruksi senilai USD13 juta.

“Kita juga harus mempertahankan downstream itu bekerja. Supporting unit yang tadi teman-teman bisa melihat, bisa memberikan kontribusi EBITDA yang cukup besar,” paparnya.

Penyehatan keuangan perusahaan merupakan lanjutan dari restrukturisasi tahap satu atau periode 2018-2019. Pada saat itu KRAS melepas kepemilikan sahamnya di PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI) kepada PT Chandra Asri Tbk (TPIA).

“Pada waktu restrukturisasi tahap pertama tahun 2018-2019 sebagian besar sebenarnya sudah kita lakukan karena kita sudah mendivestasi salah satu anak perusahaan kita, KDL, waktu itu, kita divestasi investor baru,” ujar Tardi. 

“Beberapa aset-aset non produktif berupa tanah juga sudah kita kapitalisasi untuk menurunkan beban utang yang cukup besar, hasilnya teman-teman bisa lihat hampir kuartal I (2023) kemarin kita bisa menurunkan utang secara signifikan,” sambungnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here