Sumber: tirto.id

FirstIndonesiaMagz.id – Maybank merupakan bank keempat terbesar di kawasan Asia Tenggara dari segi aset kembali mengumumkan laba bersih pada kuartal ketiga 2022 yang berakhir 30 September 2022, naik 28,5% menjadi RM2,17 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan tersebut didukung oleh membaiknya kondisi perekonomian di seluruh wilayah operasi Grup Maybank. Pendapatan berbasis dana bersih (Net fund based) dan fee based meningkat seiring net impairment loss yang turun 25,2% Y-o-Y sehingga mendorong laba sebelum pajak (PBT) Grup naik 41,4% menjadi RM3,21 miliar dari tahun sebelumnya.

Pendapatan operasional bersih (Net operating income) pada kuartal ketiga 2022 tercatat naik 20,6% Y-o-Y menjadi RM7.41 miliar, didukung pendapatan fee based bersih naik 48,0% menjadi RM2,12 miliar dari RM1,43 miliar pada tahun sebelumnya dan pendapatan berbasis dana bersih (Net fund based income) naik 12,2% menjadi RM5,30 miliar dari RM4,72 miliar.

Grup mencatat pendapatan fee based bersih (Net fee based income) meningkat, utamanya, didukung pendapatan dari perdagangan surat hutang mark-to-market dan valuta asing. Sedangkan kenaikan pendapatan berbasis dana bersih (Net fund based income) telah ditopang oleh pertumbuhan kredit yang membaik dan Marjin Bunga Bersih (Net interest margin/NIM) menguat oleh karena tingkat suku bunga di seluruh wilayah operasi Grup membaik. Kondisi ini juga telah mendorong kenaikan pendapatan operasional sebelum pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) sebesar 20,8% menjadi RM4,02 miliar dibandingkan tahun sebelumnya

Biaya overhead meningkat menjadi RM3,39 miliar dari RM2,82 miliar tahun sebelumnya disebabkan oleh kegiatan bisnis yang berangsur normal, biaya expense dan biaya Teknologi Informasi (TI) yang lebih tinggi. Rasio Biaya terhadap Pendapatan (Cost-to-income ratio/CIR) membaik menjadi sebesar 45,8% dari 45,9% tahun sebelumnya, oleh karena pertumbuhan laba telah melampaui target biaya yang ditetapkan untuk kuartal ketiga 2022.

Grup mencatat net impairment losses turun 25,2% menjadi RM0,84 miliar dari RM1,13 miliar tahun sebelumnya. Hal ini karena tingkat pencadangan yang dianggarkan lebih tinggi pada tahun lalu untuk mengantisipasi kondisi ekonomi makro yang tidak menentu, serta potensi kesulitan nasabah dalam memenuhi kewajibannya akibat pembatasan mobilitas yang berkepanjangan. (DA/rilis)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here