firstindonesiamagz.id – Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta supaya Perum Bulog menyetop impor daging kerbau India.
Bulog dapat beralih dengan bekerja sama dengan para peternak lokal guna memanfaatkan produksi dari peternak lokal.
Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro menerangkan, dengan hal itu tentunya dapat membantu peternak lokal dan dapat mengantisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) agar tidak menyebar luas.
Lantaran, wabah PMK di Indonesia berpengaruh terhadap jatuhnya harga daging sapi.
Diketahui sebelumnya harga karkas daging sapi mulanya kisaran Rp 110.000 per kg kini menjadi hanya Rp 60.000 hingga Rp 70.000 saja.
Kabag Humas Perum Bulog, Tomi Wijaya pun buka suara mengenai hal tersebut.
Dia menyampaikan bahwa Bulog siap bekerja sama dengan pihak manapun untuk pemenuhan kebutuhan pangan domestik.
Selain itu, Tomi menuturkan sampai saat ini belum ada penugasan dari regulator tentang permintaan dari PPSKI itu.
“Perlu diketahui bahwa Bulog hanya operator yang melaksanakan penugasan dari regulator. Regulator tentunya menugaskan Bulog dengan pertimbangan untuk pemenuhan stok komoditas tertentu agar stabilitas terjaga,” ujar Tomi dikutip dari kumparan, Sabtu (11/6).
Kendati demikian, soal permintaan PPSKI supaya Bulog menghentikan impor daging kerbau India sebab terindikasi membawa virus PMK.
Tomi mengungkapkan bahwa kebijakan impor diambil oleh pemerintah dengan pertimbangan produksi dalam negeri yang berkurang, seperti yang dimuat dalam Kumparan.com.
“Kalau kebijakan itu tidak diambil mungkin Ramadhan dan Idul Fitri kemarin harga daging pasti tidak stabil,” pungkasnya.