FirstIndonesiaMagz.id– Childfree sempat menjadi kata kunci teratas pencarian, setelah seorang YouTuber bernama Gita Savitri atau Gitasav membicarakan dirinya yang awet muda karena memilih tidak memiliki anak.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin telah lebih dulu memberikan tanggapan perihal childfree ini. Ma’ruf mengatakan manusia harus berkembang biak untuk mengelola bumi.
“Dalam program penanggulangan stunting, tidak ada program apa namanya itu, freechild, itu tidak ada. Dan pernikahan itu dimaksudkan untuk mengembangbiakkan manusia melalui perkawinan supaya manusia berkembang dan terus bisa mengelola bumi ini sampai batas waktu terakhirnya, sampai kiamat,” kata Ma’ruf di Lombok, NTB, melansir dari detikcom, Sabtu (11/2).
“Nah, kalau nanti dia tidak punya anak, dunia ini siapa yang melanjutkan? Itu nggak ada, nggak ada yang jadi wartawan karena nggak ada keturunan,” jelasnya.
Ma’ruf mengatakan, melanjutkan keturunan adalah fungsi pernikahan. Namun, menurutnya, jika ada pasangan yang ingin menunda mempunyai anak, itu tidak jadi persoalan.
“Saya kira keturunan itu bagian dari fungsi pernikahan, mungkin itu penting. Menunda mungkin, itu, menunda satu tahun, dua tahun, itu tidak ada masalah, namanya mengatur perkawinannya supaya tidak langsung punya anak, dia menunda dua tahun nanti siap-siap, begitu itu tidak masalah,” jelasnya.
Komnas Perempuan Tanggapi Pendapat Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin
Merespons Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Komnas Perempuan tidak sepakat dengan konsep childfree atau bebas anak. Komnas Perempuan bicara hak perempuan sebagai pemilik rahim.
Hal itu disampaikan oleh Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi. Dia awalnya menghargai semua pendapat dan pandangan, baik setuju atau tidak setuju, terkait childfree.
“Kami menghargai berbagai pendapat dan pandangan terkait dengan childfree. Bagi yang setuju dan tidak setuju dengan childfree tentunya mereka memiliki alasan masing-masing terhadap kehadiran anak, fungsi perkawinan, keberlanjutan turunan, dan lain-lain,” kata Siti dikutip dari detikcom, Minggu (12/2).
Siti lalu membahas hak seorang wanita. Dia menyampaikan wanita sebagai pemilik rahim maka berhak menentukan ingin mempunyai anak atau tidak.
“Sebagai perempuan yang memiliki rahim untuk mengandung dan melahirkan anak, maka perempuan memiliki hak untuk menentukan apakah ingin memiliki anak atau tidak, jika ingin memiliki anak berapa, kapan, dan jaraknya berapa lama,” ucapnya.
Meski begitu, dia menyebut pemenuhan hak ini tidak bisa berdiri sendiri. Dia menyebut hal itu juga harus didiskusikan dan disepakati dengan suaminya.
“Pemenuhan hak ini tentunya tidak bisa berdiri sendiri, namun harus didiskusikan dan disepakati dengan pasangan/suaminya, baik bagi yang memilih menghadirkan anak ataupun childfree,” ujarnya.
Terlepas dari itu, Siti menilai perempuan memang harus mulai didorong untuk menyuarakan pendapat di depan suami. Menurutnya, wanita harus memiliki posisi tawar dan diajak mengambil keputusan.
“Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, hal yang patut didorong adalah perempuan menyuarakan pendapatnya di hadapan suami, memiliki posisi tawar dan bersama sama memutuskannya,” tuturnya.
(kn)