FirstIndonesiaMagz.id – Presiden RI Joko Widodo resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20, di Bali hari ini, Selasa (15/11). Pada awal sambutannya, Jokowi meminta supaya perang yang tengah terjadi saat ini untuk dapat dihentikan.
Hal ini disampaikannya karena memang saat ini di beberapa negara baik di Eropa, Timur Tengah hingga Asia situasi panas san perang sedang terjadi dan tak bisa dihindari, salah satunya adalah perang antara Rusia dan Ukraina.
Jokowi mengungkapkan bahwa, KTT G20 menjadi penting untuk berdialog demi menemukan perbedaan dan semangat yang sama. Menurut Jokowi, dunia memiliki tanggung jawab terhadap masyarakatnya.
Jokowi mengungkapkan, bahwa tanggung jawab adalah respek hukum internasional dan piagam PBB. Sehingga tanggung jawab adalah menicptakan win-win bukan zero sum situasi.
“Menjadi tanggung jawab berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang gak berakhir, akan susah bagi dunia untuk melangkah maju, jika perang gak berakhir akan susah bagi kita bertanggung jawab untuk masa depan dan generasi masa depan. Kita seharusnya tidak boleh membagi dunia menjadi bagian-bagian tertentu, kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” tandas Jokowi seperti yang dilansir dari cnbcindonesia.com pada Selasa (15/11).
Kemudian, Jokowi juga menekankan bahwa tahun 2023 dunia dapat menjadi semakin suram. Hal ini, menurut Jokowi, apabila dunia khususnya para pemimpin negara di G20 tidak mengambil langkah berkenaan dengan harga yang terjangkau khususnya soal pangan dan energi.
“Dunia sedang hadapi tantangan luar biasa, krisis demi krisis terjadi, pandemi belum usai, perang terjadi dan dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan dan energi. Dan kekurangan dirasakan dunia terutama negara berkembang, jika kita tidak segera mengambil langah untuk ketersediaan pupuk dan harga yang terjangkau, maka 2023 akan jadi tahun yang lebih suram,” ungkap Jokowi.
Tak hanya itu, di depan para pemimpin negara tersebut, Jokowi menyatakan dunia dapat semakin memburuk dan dapat kehilangan pasokan pangan serta kelangkaan pupuk yang menyebabkan gagalnya panen.
“Kita juga melihat tatanan dunia dan hukum internasional diuji, hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita apakah kita akan mencetak keberhasilan atau akan menambah satu langi angka kegagalan,” ungkap Jokowi.
Maka dari itu, KTT G20 harus berhasil tidak boleh gagal, presiden G20 di Indnesia berupaya maksimal untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar.
“Keberhasilan haya bisa dicapai, jika kita semua berkomitmen kerja keras menyisihkan perbedaan, untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia,” tutup Jokowi. (DA)