FirstIndonesiaMagz.id– PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah mengantongi restu para pemegang saham untuk melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:2. Restu tersebut didapat pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 19 September 2023 lalu.
Founder Republik Investor Hendra Wardana mengatakan, aksi korporasi bank pelat merah tersebut merupakan katalis positif bagi pergerakan saham perseroan. Sebelumnya, hal tersebut telah dialami oleh dua perbankan lainnya yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
“Apalagi kalau misalnya kita lihat sendiri BBNI ini secara fundamental masih sangat baik dibandingkan sektor perbankan yang lain,” kata Hendra dalam Market Buzz IDX Channel, dikutip Kamis (21/9).
Selain itu, Hendra bilang price to book value (PBV) perseroan juga masih menarik dibandingkan perbankan yang lain. Aksi korporasi stock split juga dinilai dapat meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya bagi investor ritel karena harga saham BBNI menjadi lebih terjangkau.
“Untuk BBNI area resistennya di level Rp9.700, bagus tapi belum ada konfirmasi untuk beli. Jadi saran saya lebih baik wait and see dulu,” ujar Hendra.
Hendra menyebut, investor dapat melakukan cicil beli saham BBNI jika sudah ada sinyal beli dan momentum yang menarik. Kecuali, investor yang sudah lebih dulu memiliki saham BBNI di harga bawah, maka dapat mengawal harga saham perseroan melalui rally stock.
“Kalau sudah ada momentum yang menarik apalagi kalau mampu breakout resisten di Rp9.700 dan didukung volume asing net buy yang lumayan, mungkin bisa untuk trading jangka pendek,” ucap Hendra.
Aksi stock split akan membuat harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan atau ritel. Dengan demikian, akan meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham perseroan.
Sebagai informasi per akhir Juni 2023, komposisi pemegang saham BBNI adalah 60,0% Pemerintah Negara Republik Indonesia, 26,1% Investor Institusi Asing, 9,1% investor institusi domestik, dan 4,8% investor ritel.
Di samping itu, jumlah lembar saham perseroan setelah stock split juga akan bertambah, hal ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan sehingga perdagangan saham BBNI di Bursa Efek akan lebih aktif.