Ilustrasi Liputan6.com

firstindonesiamagz.id – Sekitar 82 warga Cianjur, Jawa Barat telah tertular Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), berdasarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur jumlah tersebut tercatat sejak periode Januari hingga Mei 2022.

Mirisnya dari jumlah tersebut 50 persen diantaranya merupakan pelaku penyimpangan seksual.

Seperti yang dimuat Suara.com, Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya menerangkan, saat ini jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tercatat sebanyak 82 orang pengidap baru.

“Jumlah itu merupakan data yang tercatat pada periode Januari-Mei tahun ini. Hampir setiap tahunnya jumlah ODHA dapat mencapai 100 orang lebih,” tuturnya, Kamis (2/6/2022).

Dari sekian banyaknya pengidap ODHA tersebut, menurut Frida, kebanyakan karena penyimpangan seksual, sesama jenis terlebih Laki-laki yang berhubungan Seks dengan Laki-laki atau biasa disebut LSL.

Frida memperkirakan, sepertinya masih banyak pengidap ODHA baru, tetapi tidak melakukan test kesehatan.

“Di luar sana kemungkinan masih banyak, jadi ODHA merupakan sebuah fenomena gunung es yang terdata oleh kita segitu, tapi diluar bisa lebih dari yang tercatat,” urainya.

Ia mengungkapkan, jika dihitung dari tahun 2019 hingga 2021 tercatat sudah ada sebanyak 469 pengidap ODHA, dan sekitar 50 persen diantaranya karena LSL.

“Setiap tahun, hampir setengahnya akibat LSL. Dan bila ditambah dengan kasus di tahun ini sebanyak 82 orang, maka jumlahnya mencapai 551 pengidap ODHA di Kabupaten Cianjur,” ujarnya.

Lebih lanjut, Frida mengungkapkan, pengidap HIV/AIDS akibat penyimpangan seksual, terlebih LSL lebih didominasi usia produktif, lantaran perilaku tersebut banyak dilakukan kaum muda.

“Tidak hanya itu, para pengidap HIV/AIDS tidak memakai alat pengaman atau kondom ditambah dengan aktivitas seksual tidak pada tempatnya. Sehingga banyak yang tertular,” imbuhnya.

Pada waktu yang berbeda, masyarakat di Kampung Cariu, Desa Wangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur menangkap basah pasangan sesama jenis di sebuah rumah kontrakan. Warga mendapati kedua pria tengah bermesraan, bahkan seorang diantaranya telanjang dada.

Melansir dari Sukabumiupdate.com, Ketua RW 03 Desa Wangunkerta Budiman Kurniawan, mengonfirmasi adanya penggerebekan dua pria yang tengah melakukan bermesraan di sebuah rumah kontrakan.

“Penggerebekan tersebut terjadi pada Sabtu (21/5/2022) lalu, sekitar pukul 14.30 WIB. Dan didapati seorang pria tengah telanjang dada dan satunya masih berpakaian,” ucapnya pada SuaraBogor.id.

Walaupun begitu, sebelum penggerebekan terjadi,  terdapat seseorang yang merekam kedua pasangan sesama jenis itu yang mana tengah bermesraan dengan kamera telepon genggam.

“Awalnya, tetangga kontrakannya merasa curiga dengan gerak-geriknya, dan melapor ke grup whatsapp warga. Setelah itu, warga lain meminta untuk merekamnya. Berbekal dengan rekaman itu beberapa warga langsung berdatangan dan menggerebeknya,” pungkasnya.

Kasus yang sama juga terjadi di Kota Sukabumi yang mana pengidap HIV/AIDS cenderung didominasi LSL.

Diketahui sejak Januari hingga Maret 2022, tercatat sudah ada 29 kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi.

Berdasarkan keterangan, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wahyu Hardiana, dari total 29 kasus tersebut, 15 di antaranya akibat LSL.

“Sedangkan pasangan berisiko tinggi (heteroseks) menyusul dengan jumlah enam kasus, dua orang dari Wanita Pekerja Seks (WPS), tiga orang pelanggan, seorang pengguna napza suntik dan dua lainnya,” ujar Wahyu dikutip dari Detikjabar, Kamis (14/3/2022).

Dia menerangkan, pengidap HIV di Sukabumi juga masih didominasi usia produktif sama dengan yang terjadi di Cianjur.

Lebih parahnya lagi, Wahyu mengatakan, usia 15 sampai 24 tahun sangat rentan terpapar dan masuk ke klaster kedua.

“Di usia ini memang beresiko tinggi. Karena kebanyakan yang terpapar itu di usia 25 sampai 49 tahun,” ucapnya. Walaupun demikian, penanganan para penyintas HIV-AIDS ini, menurut Wahyu sudah mendapatkan terapi menggunakan obat Antiretroviral (ARV) dan didampingi oleh lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lensa Sukabumi sebagai mitra Komisi Penanggulangan Aids (KPA), sebagaimana yang dimuat Detikjabar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here