FirstIndonesiaMagz.id– PT Trakindo Utama menegaskan posisinya sebagai perusahaan dengan budaya K3 yang matang dan berkelanjutan. Mengusung konsep “Safety Culture Maturity: Resilient Journey”, Trakindo membuktikan bahwa keselamatan kerja bukan sekadar kepatuhan, melainkan budaya kerja yang terus dikembangkan dari waktu ke waktu.
Pada Senin (16/6), PT Trakindo Utama telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025.
OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, seperti wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri, dan tahap finalnya yaitu perolehan penghargaan.
OAS 2025 menjadi kegiatan corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.
Dalam kegiatan wawancara penjurian ini, paparan secara daring oleh Muhammad Siri selaku Manager SHE Corporate serta Suwono selaku Manager SHE Strategy & Governance.
Perjalanan budaya keselamatan Trakindo dimulai sejak 1970-an dan kini telah memasuki dekade keenam. Perusahaan berhasil mencapai level “Generatif” dalam Safety Culture Maturity Level (SCML), mencerminkan budaya keselamatan yang sudah melekat dalam DNA organisasi. Trakindo menempatkan keselamatan sebagai elemen strategis dengan mengintegrasikan standar nasional dan internasional seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, serta SMK3 PP No. 50 Tahun 2012.
Inovasi Berbasis Risiko: Low Back Pain Alarm
Salah satu inovasi unggulan yang dipresentasikan adalah aplikasi Low Back Pain Alarm, dikembangkan oleh teknisi dari cabang Samarinda. Aplikasi ini memantau posisi tulang punggung pekerja saat mengangkat beban, memperingatkan jika postur tidak ergonomis, dan mencatat riwayat postur yang salah. Inovasi ini memperlihatkan bahwa teknologi dapat menjadi alat efektif dalam pencegahan cedera kerja.
Trakindo Utama juga menjalankan pelatihan internal dan eksternal untuk memastikan setiap pekerja memahami dan menerapkan prinsip-prinsip K3. Mulai dari pelatihan defensive driving, pertolongan pertama, hingga pelatihan khusus untuk petugas K3 Migas dan auditor ISO, seluruh program dirancang berdasarkan Training Need Analysis.
Penguatan budaya K3 juga didukung dengan digitalisasi melalui SHE Portal dan aplikasi TU SMART. Aplikasi ini memungkinkan pelaporan kondisi tidak aman dan aksi korektif secara real-time, serta meningkatkan pelibatan karyawan hingga 80%. Kampanye keselamatan pun meluas ke keluarga pekerja dan media sosial, menunjukkan pendekatan holistik Trakindo dalam membangun budaya K3.
Dengan semangat “Put Safety First”, PT Trakindo Utama membuktikan bahwa keselamatan kerja bukan hanya sebuah kewajiban regulatif, melainkan budaya organisasi yang mampu mendongkrak produktivitas, menjaga kesejahteraan pekerja, dan menjadi standar keunggulan perusahaan di tingkat nasional maupun internasional.