Potret Reruntuhan Rumah akibat Puting Beliung

FirstIndonesiaMagz.id, Bandung-Bencana angin puting beliung yang melanda Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu, (21/02) kemarin sore, menyebabkan belasan warga mengalami luka-luka dan ratusan bangunan mengalami kerusakan yang beragam.

Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Asep Mahmud, terdapat 19 warga yang mengalami luka-luka, dengan 10 orang mengalami luka berat dan 9 lainnya luka ringan.

Selain itu, 223 rumah mengalami kerusakan berat, 208 rusak sedang, dan 66 lainnya rusak ringan. Dari jumlah tersebut, 423 kepala keluarga (KK) dengan rincian 1.308 jiwa terdampak angin puting beliung.

Kejadian ini juga menyebabkan kemacetan di beberapa titik di Jalan Raya Rancaekek-Garut karena evakuasi material akibat bencana tersebut. Pembersihan material-material atau puing-puing puting beliung dilakukan oleh BPBD bersama TNI dan Polri.

Tidak hanya wilayah Rancaekek, angin puting beliung juga menerjang dua wilayah di sekitarnya, yaitu Desa Panenjoan di Cicalengka dan Cileunyi Kulon. Menurut Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, angin kencang yang terjadi termasuk small tornado atau angin puting beliung, namun kecepatannya kurang dari 70 km/jam, sehingga lebih tepat disebut sebagai angin puting beliung daripada tornado. Dampak dari angin puting beliung ini terasa dalam radius 3 hingga 5 km.

Teguh menjelaskan bahwa angin puting beliung merupakan kejadian fenomena alam berupa angin yang berputar dengan kecepatan kurang dari 70 km/jam, sedangkan tornado memiliki kecepatan lebih dari 70 km/jam.

“Dampak dari tornado juga bisa terasa hingga 10 km, sementara dampak angin puting beliung terasa dalam radius 3 hingga 5 km,” bebernya.

Meskipun masyarakat Indonesia sering menyebut small tornado sebagai puting beliung, namun, menurut Teguh ada perbedaan di antara keduanya.

Dampak Bencana Angin Puting Beliung
Angin puting beliung memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan yang cukup beragam, termasuk kerusakan infrastruktur, pemukiman, perkebunan, persawahan, dan berbagai macam kekacauan lainnya. Kerugian material yang ditimbulkan dapat berupa kerusakan pada rumah-rumah warga, bangunan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintah, serta kerusakan pada tanaman-tanaman di kebun warga.

Di sisi lain, fenomena bencana puting beliung sulit diprediksi, oleh karena itu, kesiapsiagaan untuk menanggapi bencana yang datang secara mendadak ini dengan melakukan simulasi evakuasi sangat penting.

Simulasi ini dapat berguna untuk melatih masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, penanganan darurat dan pemulihan pasca bencana dilakukan oleh BPBD bersama TNI dan Polri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here