firstindonesiamagz.id – Kementerian Pertanian mengkonfirmasi bahwa virus yang menjangkit hewan berkuku belah berbahaya bagi hewan namun tidak bagi kesehatan manusia. Hal ini disampaikan dalam infografis oleh akun resmi Kementerian Pertanian @kementerianpertanian, Kamis (12/05).
“SobaTani, meski PMK berbahaya bagi hewan, tetapi penyakit ini tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan upaya bersama, kita bisa mencegah dan menekan penyebaran PMK,” tulis Kementerian Pertaninan.
Penyakit yang menjangkit hewan tersebut dinamakan sebagai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Food and Mouth Disease (FMD). Penyakit ini merupakan penyakit hewan menular akut yang berdampak signifikan terhadap ekonomi peternak, karena bisa menyebabkan penurunan berat badan hewan dan bisa juga diberantas untuk tidak menularkan.
Tempo mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Syed M. Jamal berjudul “Foot-and-Mouth Disease: Past, Present dan Future (2013)” emneybutkan bahwa gejala yang ada di hewan bisa berupa luka kemerahan di rongga mulut dan kuku.
Seperti yang diketahui, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyerang sejumlah 1.247 ekor sapi ternak di Jawa Timur pada awal Mei 2022, sebagaimana yang disebut oleh Tribunews. Atas maraknya penyakit ini, Kementerian Pertanian memberikan himbauan untuk para peternak.
Dalam penjelasan infografis, @kementerianpertanian membagikan informasi tentang implementasi prinsip dasar dan beberapa hal terkait virus serta penyakit ini. Terkait implementasi prinsip dasar, terdapat empat hal yang bisa dilakukan.
Pertama, menghentikan penyebaran virus dengan melakukan karantina dan pengawasan/pembatasan lalu lintas.
Kedua, menghilangkan sumber infeksi dengan pemusnahan terbatas hewan yang tertular dan terpapar.
Ketiga, menghilangkan virus PMK dengan dekontaminasi kendang. Peralatan, kendaraan dan bahan lainnya yang berpotensi menularkan.
Keempat, membentuk kekebalan pada hewan peka dengan vaksinasi.
Selain empat implementasi tersebut, infografis mengenai penyakit ini juga dilengkapi beberapa keterangan seperti, mencegah kontak hewan peka dan virus PMK, metode menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular, ajakan untuk mencegah persebaran penyakit, Standar Operasional Prosedur (SOP) pencegahan penyebaran, tips penanganan untuk daging segar dan jeroan.
Selain itu juga ada keterangan bagaiamana SOP pencegahan penyebaran penyakit di perusahaan peternakan, SOP pelayanan produksi (dalam rangka pencegahan penyebaran), dan tips penanganan produk hewan untuk industry. (ZA)