Ilustrasi dari tangkapan layar dari video di medsos

firstindonesiamagz.id – Bangunan Minimarket Alfamart berlantai 3 ambruk hingga nyaris rata dengan tanah pada Senin (18/4) Sore hari. Bangunan Alfamart tersebut terletak di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Dalam video yang beredar di media sosial Instagram, milik akun @majeliskopi08, bangunan berlantai 3 tersebut roboh dan mengakibatkan adanya korban.

“Alfamart Gambut roboh,” ucap pria dalam rekaman sekaligus menyorotkan kameranya ke arah reruntuhan minimarket tersebut.

Tampak suasana di lokasi tersebut dipadati warga sekitar bahkan para pengendara yang melintasi wilayah tersebut turut melihat dan memenuhi lokasi ambruknya minimarket itu. 

Tiang-tiang penyangga yang biasa berdiri di teras minimarket pun sudah hancur bercampur dengan puing-puing lainnya.

Akibat kejadian tersebut 4 korban meninggal dunia, 5 korban terjebak di bawah reruntuhan dan total korban diperkirakan berjumlah 16 orang.

Berdasarkan keterangan sementara Kapolda Kalsel Irjen Rikwanto, bangunan minimarket Alfamart yang ambruk memang sudah berusia sekitar 20 tahun.

Letak bangunan yang berada di wilayah rawa, dan sering terendam banjir termasuk menjadi pemicu ambruknya minimarket alfamart tersebut sehingga kontruksi tidak sesuai lagi dengan kondisi awal mula berdiri.

Berikut upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian serupa yang bisa kapan saja terjadi!

1. Sebelum mendirikan bangunan, pastikan daerah ataupun tanahnya tidak mudah longsor, dirikan bangunan dengan kualitas bahan yang kokoh sehingga tidak rentan terhadap suatu bencana.

2. Lakukan pengecekan bangunan secara rutin paling tidak dua kali dalam setahun biasanya di musim hujan dan panas. cek bagian bangunan yang terkena kontak langsung terpaan hujan, angin, banjir dan sinar matahari.

3. Sebaiknya bangunan memakai cat berkualitas baik agar tidak cepat mengelupas.

Selain dari kualitas acian yang biasa dimana dapat menyebabkan banguna menjadi cepat lembab, terutama sisi dalamnya. Bila dibiarkan lama, maka dinding menggelembung dan plesteran semen akan melapuk.

4. Jauhkan perangkat rumah tangga yang mudah menyerap air dari dinding yang basah, seperti lukisan, rak, lemari, dan aksesoris lainnya.

Pentingnya aspek kesehatan dan keselamatan dalam bekerja!

Ambruknya bangunan seperti bangunan Alfamart Gambut merupakan suatu Kecelakaan. Dimana kejadiannya tidak direncanakan dan tidak diharapkan. Hal itu tentu dapat mengganggu proses kegiatan sepertia biasanya. Terutama terhadap perusahaaan atau pabrik-pabrik akan menghambat kegiatan produksi/operasional.

Bukan hanya itu saja kecelakaan seperti ambruknya bangunan baik itu karena bangunannya yang sudah lama atau karena bencana alam tentu mengakibatkan rusaknya harta benda/aset, mencederai manusia, atau merusak lingkungan.

Namun, kecelakaan memang tidak selalu menyebabkan luka-luka, tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan material dan peralatan yang ada, tetapi kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka ini mendapatkan perhatian yang lebih besar.

Kendati demikian tubuh yang sehat merupakan aspek yang penting, karenanya dalam bekerja tentu membutuhkan kondisi badan yang prima.

Berikut 3 upaya penting dalam bekerja untuk menghindari kecelakaan serta menimalisir dampaknya, diantaranya:

1. Pastikan Kondisi tubuh prima, faktor kesehatan identik dengan faktor kecelakaan artinya semakin tinggi faktor kesehatan semakin rendah faktor kecelakaan kerja.

2. Mengikuti pelatihan kerja baik yang berkaitan dengan spesialisasi pekerjaan ataupun pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Gunakan alat pelindung diri, pekerja yang selalu menggunakan alat pelindung diri lebih berpotensi untuk tidak mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri.

Keselamatan kerja merupakan hal yang patut diperhatikan dan tentu tidak boleh di sepelekan, sebab keselamatan kerja merupakan suatu sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja seperti tertimpa reruntuhan, alat berat, terluka karena mesin industri dan sebagainya. Kecelakaan dalam bekerja tentu dapat menyebabkan kerugian berupa luka atau cidera, cacat atau kematian, kerugian harta benda, kerusakan peralatan atau mesin dan kerusakan lingkungan secara luas.

Akan tetapi, untuk mencegah hal tersebut maka perlu diterapkannya suatu sistem manajemen untuk pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Karena hal tersebut, perlu diadakannya pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja pada suatu kegiatan maupun proyek konstruksi yang bisa disebut dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) guna mengidentifikasi risiko atau bahaya yang ada pada suatu pekerjaan sehingga risiko tersebut dapat dikendalikan dan dapat mengurangi maupun mengeliminasi dampaknya.

Pada dasarnya K3 adalah upaya mencegah, menghindari, mengurangi kecelakaan kerja dengan cara menghentikan, meniadakan dan menghilangkan resiko (unsur bahaya) guna mencapai target kerja.

Sama halnya perusahaan konstruksi pelaksana proyek apapun baik itu infrastruktur atau bangunan lainnya memang lebih baik memiliki sertifikasi OHSAS 18001 dan seperti yang diketahui bahwa perusahaan yang tersertifikasi memiliki kemampuan lebih baik dalam pengelolaan Sistem Manajemen K3 dan hal tersebut mendukung pendapat bahwa Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) memainkan peran strategis yang penting dalam hal kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Namun, pada pelaksanaan pengerjaan suatu pekerjaan baik itu dalam sebuah proyek atau operasional memang lebih baik menerapkan SMK3 pada prosesnya.

Bukan hanya SMK3 saja, Hazard Identification Risk Analysis and Risk Controlling (HIRARC) juga tak kalah penting. Sebab HIRARC merupakan penilaian risiko K3 serta acuan dasar untuk melakukan mitigasi terhadap risiko-risiko kerja yang teridentifikasi.

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) adalah suatu proses pengidentifikasian bahaya yang dapat terjadi baik pada aktifitas rutin maupun non rutin yang kemudian dilakukan proses penilaian berdasarkan bahaya atau risiko yang telah teridentifikasi guna menentukan tinggi rendahnya nilai suatu risiko tersebut sehingga membantu dalam proses pengendaliannya.

Assessment risiko K3 dengan HIRARC bertujuan untuk mengetahui nilai dari potensi bahaya yang dapat terjadi pada pekerjaan terutama pada kontruksi.

Sedangkan penyebab utama kecelakaan perusahaan- perusahaan konstruksi maupun industri adalah kelalaian pekerja, kegagalan pekerja untuk mematuhi prosedur kerja, bekerja di tempat tinggi, penggunaan peralatan tanpa alat pengaman, manajemen lokasi yang buruk, lingkungan kerja yang keras, rendahnya pengetahuan dan tingkat keterampilan pekerja, kegagalan untuk menggunakan alat pelindung diri dan sikap pekerja yang meremehkan faktor keamanan.

Kemudian yang tak kalah penting yakni OHSAS 18001. OHSAS 18001 merupakan salah satu standar penerapan manajemen dalam Kesehatan dan Keselamtan Kerja yang dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi kelas dunia seperti British Standard International (BSI) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja yang bukan saja akan menimbulkan kerugian secara ekonomis tetapi juga kerugian non ekonomis.

Secara umum, OHSAS 18001 merupakan standar internasional dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Namun, bagi kalangan akademis, ada kritik bahwa peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dapat membatasi terjadinya inovasi dan pengembangan industri dan pada gilirannya, memicu budaya kebencian birokratis. pada OHSAS 18001:2007 mengharuskan perusahaan yang akan menerapkan SMK3 melakukan penyusunan HIRARC pada perusahaan atau kegiatannya. Artikel ini diolah dari berbagai sumber.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here