Source tirto.id

FirstIndonesiaMagz.id – Bank Dunia atau World Bank mencemaskan potensi jatuhnya kembali perekonomian dunia ke lembah resesi.

Karena jika benar terjadi, maka dalam satu dasawarsa terakhir akan ada dua kali resesi.

Menurut laporan berjudul Global Economic Prospects edisi Januari 2023, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global tersendat pada tahun ini ke level 1,7%.

Kemudian penurunan lebih jauh dari proyeksi pertumbuhan untuk 2022 di level 2,9%.

“Pertumbuhan ekonomi global melemah karena menghadapi peningkatan inflasi, suku bunga yang lebih tinggi karena berkurang, dan disrupsi yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina,” tutur Bank Dunia dikutip dari siaran pers, Kamis (12/1/2023).

Sebagaimana yang dihimpun CNBCIndonesia, walaupun pertumbuhan ekonomi tidak mencapai zona kontraksi pada tahun ini, Bank Dunia melaporkan terdapat potensi besar perekonomian global yang memasuki lembah resesi kembali.

Sama halnya situasi yang terjadi pada tahun 2020 dengan ekonomi dunia yang telah terkontraksi sebesar minus 3,2%.

Kecemasan bank dunia bukanlah tanpa dasar, ini didasari karena situasi ekonomi yang masih lemah setelah dilanda Pandemi dalam 2 tahun terakhir.

Untuk itu Bank Dunia menilai setiap pertumbuhan baru yang merugikan ekonomi dunia, seperti inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, kenaikan suku bunga yang tiba-tiba demi menahannya.

Meskipun begitu, kebangkitan kembali pandemi COVID-19, atau meningkatnya ketegangan geopolitik dapat mendorong ekonomi global ke dalam resesi.

“Ini akan menandai pertama kalinya dalam lebih dari 80 tahun terakhir bahwa dua resesi global telah terjadi dalam dekade yang sama,” ucap Bank Dunia.

Lebih lanjut, resesi menurut mereka menjadi bayang-bayang yang semakin jelas setelah prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara maju turun tajam pada 2023 ke level 0,5% dari posisi perkiraan 2022 sebesar 2,5%.

“Mengingat pertumbuhan global yang sudah lemah, kombinasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih tajam dan tekanan finansial dapat mengakibatkan perlambatan yang lebih parah atau bahkan resesi global tahun ini,” tutur mereka.

Director of the World Bank’s Prospects Group Ayhan Kose menuturkan, guna menghindari potensi resesi pada tahun ini, negara-negara di dunia harus mendorong kebijakan nasionalnya agar mampu membubut naik pertumbuhan investasi.

Dikatakannya, investasi dapat menjadi pemain sumbu meningkatkan produktivitas dan perdagangan.

“Dimulai dengan membangun kerangka kebijakan fiskal dan moneter yang sehat dan melakukan reformasi komprehensif dalam iklim investasi,” tandas dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here