FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Minat investor terhadap surat utang negara (SUN) pada lelang 17 Oktober 2023 mengalami penurunan, yang dapat dilihat dari jumlah penawaran yang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.
DJPPR menyelenggarakan lelang untuk 7 seri SUN, yaitu SPN03240117, SPN12241017, FR0095, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0089 melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Total nilai penawaran yang masuk dalam lelang SUN periode 17 Oktober mencapai Rp 16,9 triliun, lebih rendah dari lelang periode sebelumnya pada 3 Oktober yang mencapai Rp 22,42 triliun.
Meskipun begitu, nilai SUN yang dilepas sebesar Rp 10,2 triliun, sedikit lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 9,29 triliun.
Menurut Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan, penurunan jumlah penawaran disebabkan oleh sikap wait and see para investor terhadap kebijakan The Federal Reserve yang diperkirakan akan menjaga suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, investor juga mengkhawatirkan pergerakan harga minyak dunia yang meningkat akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
“Hal ini menyebabkan mode risk off terutama pada aset emerging markets. Jumlah penawaran dalam lelang SUN hari itu mencatat penurunan menjadi Rp 16,99 triliun,”kata Deni Ridwan, dikutip dari laman Kompas, Rabu (18/10).
Selain itu, ketidakpastian di pasar keuangan juga mempengaruhi kenaikan rata-rata yield yang diminta oleh investor. Weighted Average Yield (WAY) yang berhasil dalam lelang SUN kali ini naik sekitar 1 hingga 4 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.
Kenaikan imbal hasil ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk hanya memenangkan penawaran SUN sebesar Rp 10,2 triliun.
Pemerintah juga mempertimbangkan rencana pembiayaan tahun 2023 dan situasi APBN terkini. Deni juga menyatakan bahwa lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2023. Pada lelang 17 Oktober kemarin, seri SUN FR0100 mendapatkan penawaran paling tinggi, mencapai Rp 6,7 triliun.