Kemenkumham Apresiasi Peluncuran Buku Warga Binaan sebagai Upaya Tingkatkan Literasi
Kemenkumham Apresiasi Peluncuran Buku Warga Binaan sebagai Upaya Tingkatkan Literasi

Firstindonesiamagz.id – Upaya meningkatkan literasi warga binaan telah diapresiasi Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Heni Yuwono.

Hal itu dalam rangka agar warga binaan tetap mengikuti perkembangan dunia luar walaupun berada di dalam penjara.

“Literasi membuat jembatan ilmu, ini upaya untuk membuat mereka tidak terlalu tertinggal dengan dunia luar,”ujar Heni dalam peluncuran buku “Suara Di Balik Jerjak” yang ditulis oleh warga binaan, Kamis (28/4/2022).

Upaya meningkatkan literasi bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) ini mengacu pada arahan pembinaan untuk menyiapkan mereka, kembali ke lingkungan asal sesudah keluar dari lembaga pemasyarakatan, dilansir dari Antara.

Menurut Heni, setiap warga binaan pemasyarakatan memilik hak untuk mengakses bahan bacaan serta siaran media massa. Meski dalam keterbatasan akses dan sulitnya untuk mengekspresikan ide, gagasan dan pikiran mereka bagi mereka.

Karenanya Heni sangat mengapresiasi peluncuran buku yang menjadi media warga binaan dalam mengekspresikan diri dan tentunya mereka dapat berbagi cerita kepada masyarakat umum.

Melalui buku “Suara Di Balik Jerjak“, Heni menuturkan warga binaan bisa menunjukkan bahwa meski  berada di dalam jeruji tidak ada batasan untuk turut serta memajukan literasi di Indonesia.

Kendati demikian, Heni tidak menyangkal bahwa kondisi Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) belum cukup optimal untuk meningkatkan literasi warga binaan.

Oleh sebab itu, meningkatkan literasi di Indonesia merupakan tugas bersama guna masa depan bangsa.

Heni menegaskan kunci dalam mengembangkan sumber daya manusia salah satunya adalah dengan  Meningkatkan akses sumber bacaan berkualitas dan mendorong budaya membaca.

Adanya bacaan berkualitas tentunya akan sangat membantu menyortir lajunya informasi yang ada, tanpa dibarengi kemampuan memahami informasi secara baik.

“Suara Di Balik Jerjak” ini mencakup 26 cerita terbaik dari hasil Sayembara Menulis Cerita Second Chance Foundation yang digelar pada akhir tahun 2020 silam secara daring.

Kemudian, sebanyak 160 naskah dari 146 peserta di 27 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang tersebar di 14 provinsi Indonesia telah terkumpul.

Sedangkan Tim juri terdiri dari penulis ternama seperti Oka Rusmini, Feby Indirani dan Nuril Basri yang menyeleksi dan menetapkan 26 naskah terbaik untuk dibukukan.

Buku tersebut kemudian diterbitkan dalam versi buku cetak dan buku elektronik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan judul Voices from Behind Bars.

Baca juga: Pertemuan Menparekraf RI dan Dubes Turki Bahas Penerbangan Istanbul-Bali hingga Cappadocia ala Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here