FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudi Sadewa buka suara terkait penyebab banyaknya Bank yang bangkrut selama 2 bulan pertama 2024.
“Ada sebanyak 6 Bank perekonomian rakyat yang jatuh bangkrut, termasuk BPR Wijaya Kusuma di Madiun, BPRS Mojoarto di Mojokerto, BPR Usaha Madani Karya Mulya di Solo, BPR Pasar Bakti di Sidoarjo, Perumda BPR Bank Purworejo Jawa Tengah, dan yang terbaru BPR IDC Cas di Tangerang,” kata Purbaya, Jakarta, Jumat (01/03).
Menurut Purbaya, krisis global tidak berhubungan dengan tumbangnya BPR. Penyebab bangkrutnya perbankan disebabkan oleh rusaknya manajemen dan mengalami permasalahan mendasar mulai dari tindak pidana perbankan seperti kecurangan atau frud, tata kelola, atau governance, dan manajemen risiko yang lemah.
LPS sendiri memiliki dana sebesar Rp 211 triliun untuk menjaga nasabah jika ada BPR ambruk. Purbaya mengungkapkan bahwa tidak semua orang yang menjalankan BPR gagal, namun kurangnya pengetahuan menjadi faktor utama kegagalan.
Purbaya juga menyoroti masalah insentif untuk memanfaatkan dana orang untuk keuntungan pribadi yang sebenarnya tidak boleh terjadi di sebagian besar BPR yang jatuh. Purbaya menekankan perlunya edukasi kepada manajer BPR tentang cara menjalankan bank yang baru dan perlu adanya monitoring dari regulator termasuk LPS untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan nasabah.