firstindonesiamagz.id – Indonesia kini siap menyambut era transisi menuju energi terbarukan. Kesiapan ini bisa dilihat dari beberapa laporan yang disampaikan oleh Pertamina sebagai penyedia Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dalam unggahan Selasa (12/04/2022), disebutkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui Pertamina NRE (Power & New Renewable Energy (NRE) Subholding) di area Kilang Dumai telah tersedia. Terkait hal ini, Nicke Widyawati, Direktur Pertamina sekaligus Chair of Task Force Energy, Sustainability, and Climate (ESC) dari Business 20 (B20) berkomitmen mengelola dengan baik.
“Berkomitmen penuh untuk mengimplementasikan aspek Environment, Social, and Governance (ESG) dalam pengelolaan bisnisnya,” tulis akun resmi @pertamina.
Dalam keterangan yang berbeda, Pertamina juga baru saja melakukan penandatanganan MoU dengan Hyet Solar Netherlands BV (Hyet Solar) dari Belanda untuk mengembangkan manufaktur photovoltaic (PV) foil.
Menurut siaran pers yang rilis pada Selasa (12/04/2022), acara penandatanganan MoU tersebut dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas. Penandatanganan dilakukan secara virtual oleh Dannif Danusaputro selaku Chief Executive Officer Pertamina NRE dan Rombout Swanborn selaku Chief Executive Officer Hyet Solar.
Mayerfas menyebut bahwa kerjasama ini sejalan dengan visi Indonesia 2045 dan Presidensi G20.
“Penandatanganan MoU ini dilakukan pada momen yang tepat karena sejalan dengan Visi Indonesia 2045 dan Presidensi G20 untuk mencapai kedaulatan energi serta sustainable energy transition di Indonesia. Saya percaya kerja sama kedua pihak ini akan berkontribusi pada upaya nasional dan global dalam mewujudkan energi yang lebih hijau,” ujarnya.
Sementara Dannif mengakui bahwa Pertamina NRE melakukan pengawalan transisi energi
“Pertamina NRE adalah entitas yang terdepan dalam mengawal transisi energi Pertamina. Kita semua menuju net zero emission. Pertamina secara bertahap bertransformasi dari perusahaan mayoritas bisnisnya energi fosil menjadi perusahaan dengan emisi karbon rendah. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu inisiatif Pertamina NRE untuk mengembangkan bisnis manufaktur PV. Pengembangan teknologi PV foil di Indonesia akan menjadi potensi yang baik untuk peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri),” tutur Dannif. Dalam hal ini, Pertamina NRE memegang peran penting untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia dan mendukung pemerintah mencapai net zero emission tahun 2060. Pertamina juga menyatakan komitmen penuh untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) sehingga terwujud bisnis yang baik dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitar. (ZA)