firstindonesiamagz.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi ini mengalami penguatan berbarengan dengan merosotnya harga minyak dunia.
Rupiah mengalami penguatan dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.368 per dolar AS dibandingkan kedudukan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.370 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia yang bisa meredakan tekanan inflasi,” ujar Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, Senin,(4/4/2020).
Merosotnya harga minyak disangga oleh komitmen AS guna melepas cadangan strategis minyak mentahnya sebesar 1 juta barel per hari ke pasar untuk menutupi pengurangan suplai dari Rusia akibat sanksi ekonomi. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) telah turun di bawah 100 dolar AS per barel, diperoleh dari Antara.
Menurut Ariston, di sisi lain penguatan rupiah ini dapat bertahan sebab ekspektasi kenaikan agresif suku bunga yang mengacu pada AS bertambah kuat sesudah data tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu masih cukup stabil.
Berdasarkan Kementerian Ketenagakerjaan AS, laju perekrutan dengan non-farm payroll mencapai 431.000 pekerjaan sepanjang Maret 2022.
“Dari dalam negeri, kebijakan pelonggaran aktivitas ekonomi masih menopang penguatan nilai tukar rupiah,” tutur Ariston.
Selain itu, secara teknikal, Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak menguat dalam kisaran Rp 14.350 per dolar AS sampai Rp 14.380 per dolar AS. Sebelumnya Jumat (1/4) lalu, rupiah mengalami penutupan yang melemah 7 poin atau 0,05 persen yang kedudukannya Rp 14.370 per dolar AS bila dibandingkan pada kedudukan saat penutupan sebelumnya Rp 14.363 per dolar AS.