FirstIndonesiaMagz.id– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak warga di enam desa dengan total 2.209 Kepala Keluarga (KK) akan direlokasi akibat terdampak erupsi Lewotobi Laki-Laki.
Hal itu berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Flores Timur. BNPB bersama dengan Pemerintah Daerah Flores Timur juga melaksanakan sosialisasi rencana relokasi kepada korban terdampak erupsi.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah yang memimpin langsung sosialisasi telah berkeliling pos pengungsian untuk menemui para Kepala Desa guna memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak serta menjaring masukan dari para pemimpin desa terkait pemindahan tempat tinggal serta rekomendasi lokasi permukiman yang baru.
“Kami mohon kepada Kepala Desa untuk membantu menyebarkan formulir pernyataan kesediaan relokasi ini kepada warga desanya, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian,” kata Jarwansyah dalam keterangan resminya, Senin (18/11).
Menurut rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada enam kilometer dari puncak.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, Desa Nawakote di wilayah Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura. Keenam desa ini memiliki jarak dari kawah Lewotobi Laki-laki antara 4-5 kilometer.
“Jika warga tidak hafal NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK maka tulis nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), akan kami cek di Dukcapil,” kata Jarwansyah.
Pada kesempatan itu, Jarwansyah menjelaskan kepada warga tentang skema relokasi yang dapat dipilih. Opsi pertama yaitu relokasi terpusat di mana lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah.
Opsi kedua yaitu relokasi mandiri di mana warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya. Adapun tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.
Selain desa yang direkomendasikan untuk pindah, terdapat desa dengan daftar kerusakan rumah penduduk desa terdampak yang tidak direlokasi. Tiga desa tersebut antara lain Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru.
Untuk rumah rusak terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki, Pemerintah juga telah mempersiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak antara lain sebesar 60 juta rupiah untuk rumah rusak berat, 30 juta rupiah untuk rumah rusak sedang, dan 15 juta rupiah untuk rusak ringan.
Jarwansyah menekankan dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap. “Uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya,” ujarnya.