Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti di Laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil (2/2/2016)

FirstIndonesiaMagz.id – Tahun ini Kasus Demam Berdarah (DB)mengalami kelonjakan yang cukup serius. Inovasi baru, nyamuk Wolbachia pun dicetuskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan bila nyamuk wolbachia kawin dengan nyamuk aedes aegypti atau nyamuk penyebab DB, maka dia tidak akan mengandung dengue lagi. Adapun nyamuk penyebab DBD akan membawa virus dengue yang penularannya melalui gigitan.

“Tetap kita lakukan salah satu inovasinya adalah menggunakan nyamuk wolbachia atau nyamuk walubase. Ini adalah nyamuk yang kalau nanti dia kita sebar kemudian dia kawin dengan aides aigepty maka aedes aegyptinya tidak mengandung dengue lagi,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dikutip dari KumparanNews, Selasa (21/9).

“Sehingga waktu menggigit orang maka orang tersebut tidak akan tertular sehingga dengue menjadi lebih ter-cover,” imbuhnya.

Sejak tahun 2022 hingga pertengahan. Kasus ini telah mencapai 52.313 kasus demam berdarah dengue.

Hal itu berdasarkan data hingga bulan Juli dengan jumlah kasus kematian sebanyak 448 orang yang tercatat terjadi di 451 Kabupaten/Kota yang tersebar di 34 Provinsi.

Lebih jauh, Dante mengatakan usai inovasi dengan nyamuk wolbachia ini dilakukan, jumlah kasus kematian pun menurun menjadi 23 kasus pada bulan September .

“Untuk dengue atau DBD kita masih masuk kelompok yang baik untuk endemis dengue di seluruh Indonesia, walaupun angka kematiannya sampai hari ini baru 23 kasus,” tutur Dante.

Meskipun begitu, Dante mengingatkan inovasi menggunakan nyamuk wolbachia ini tidak cukup untuk mengatasi DB.

Sebab bila demam berdarah telah terjadi, perlu dilakukan upaya untuk penyembuhan, seperti memasang kelambu pada tempat tidur maupun jendela, menerapkan program 3M, yakni menguras, menutup, serta mendaur ulang, dan memperoleh vaksin dengue setelah berkonsultasi dengan dokter juga perlu dilakukan.

Terlepas dari upaya-upaya tersebut, Dante menyebut upaya rehabilitasi lainya juga perlu dilakukan untuk pencegahan.

Sebagai informasi, penelitian mengenai inovasi nyamuk wolbachia ini telah ada sejak Juli lalu dan telah diidentifikasi langsung oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Di sisi lain, Prof. Adi Utarini juga menjalankan The World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta. Program itu dilakukan untuk mengendalikan virus dengue dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia dan uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Sementara itu, pemantauan juga dilakukan oleh perawat dan peneliti untuk melihat efektivitas bakteri Wolbachia terhadap penyebaran virus dengue.

Program tersebut pun membuahkan hasil, kini di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here