Source: Monitor Indonesia

FirstIndonesiaMagz.id– Militer AS mendeteksi masuknya balon udara yang mereka sebut sebagai balon mata-mata dari Cina di atas Montana Jumat (3/2). Seorang pejabat AS lainnya mengatakan balon itu telah terlacak di dekat Kepulauan Aleutian dan Kanada sebelum memasuki Amerika Serikat.

Salah satu pejabat mengatakan jalur penerbangan akan membawa balon melewati sejumlah area sensitif, namun tidak memberikan rinciannya secara jelas. Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom di Montana adalah kandang bagi 150 silo rudal balistik antarbenua.

Senator AS. Marco Rubio, Republikan teratas di komite intelijen Senat, mengatakan balon mata-mata itu mengkhawatirkan tetapi tidak mengejutkan. “Tingkat spionase yang ditujukan ke negara kita oleh Beijing telah tumbuh secara dramatis lebih intens dan kurang ajar selama 5 tahun terakhir,” kata Rubio di Twitter dikutip dari Tempo.co.

Sempat Dikira Bintang di Siang Bolong, Padahal Seukuran Bus

Penduduk Billings, Chase Noak, yang merekam pada hari Rabu (1/2), mengatakan pada awalnya dia mengira balon mata-mata tersebut adalah bintang. “Tapi saya pikir itu agak gila karena saat itu siang bolong dan ketika saya melihatnya, itu terlalu besar untuk sebuah bintang,” katanya kepada Reuters.

Pakar pertahanan John Parachini memperkirakan ukuran balon itu setara dengan panjang tiga bus. Balon semacam itu biasanya beroperasi pada ketinggian 80.000-120.000 kaki (24.000-37.000 meter), jauh di atas tempat lalu lintas udara komersial.

Craig Singleton, seorang ahli Cina dari Yayasan Pertahanan Demokrasi, mengatakan bahwa balon semacam itu telah banyak digunakan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin dan merupakan metode pengumpulan informasi intelijen yang murah.

Akibat Balon Mata-Mata, Menlu AS Tunda Kunjungan ke Cina

Senator Republik Tom Cotton meminta Blinken untuk membatalkan perjalanannya. Menteri Luar Negeri Antony Blinken akhirnya menunda kunjungan ke Beijing yang menjadi jadwalnya pada Jumat (3/2), gara-gara balon mata-mata Cina yang terbang melintasi Amerika Serikat, Washington menyebut hal tersebut sebagai “pelanggaran nyata” terhadap kedaulatan mereka.

Blinken akan melakukan perjalanan ke Cina untuk kunjungan yang disetujui pada November oleh Biden dan Presiden Cina Xi Jinping. Penemuan balon mata-mata ini pun mempengaruhi rencana tersebut.

Blinken mengatakan dia tidak akan menentukan tanggal kapan dia akan pergi ke Cina dan fokusnya adalah menyelesaikan insiden saat ini. “Langkah pertama adalah mendapatkan aset pengawasan, keluar dari ruang udara kita,” katanya.

Pada konferensi pers Jumat (3/2), Blinken mengatakan telah memberi tahu direktur Komisi Pusat Luar Negeri Cina, bahwa pembatalan mendadak perjalanannya adalah akibat “tindakan tidak bertanggung jawab” oleh Cina. Namun begitu, Washington tetap berkomitmen untuk mempererat hubungan dan dia akan berkunjung ketika kondisi memungkinkan.

(kn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here