firstindonesiamagz.id – Kepala Pusat Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko telah mengimbau masyarakat yang berada disekitar Gunung Anak Krakatau (GAK) untuk selalu waspada sebab erupsi GAK bisa saja mendatangkan tsunami.
Berdasarkan data dan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, bahwa ada pelonjakan aktivitas GAK dari yang sebelumnya Level 2 kini naik ke Level 3.
“Ini menunjukkan adanya potensi ke arah erupsi dan dapat berpotensi menimbulkan tsunami,” kata Widjo Kongko, Rabu lalu (18/5/2022), dilansir dari laman Instagram Jktinfo.
Adapun perkiraan besar kecilnya dampak tsunami, Widjo menyebutkan tergantung dari asal sumbernya, yakni seberapa besar aktivitas erupsi GAK dan volume longsoran kaldera atau lava yang dimuntahkannya.
“Hasil kajian pemodelan tsunami yang telah dilakukan untuk kejadian erupsi akhir tahun 2018 lalu dapat dijadikan acuan untuk potensi tsunami ke depan apabila ada erupsi GAK, terutama untuk memprediksi waktu tiba tsunami di pantai dan perkiraan tingginya,” ujar Widjo.
Pemerintah pun telah berupaya untuk membuat program mitigasi tsunami dari tingkat hulu sampai hilir.
Misalnya, di tingkat hulu ada sistem peringatan dini jika akan terjadi tsunami dan diseminasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Sedangkan di tingkat hilir, telah dilaksanakan penyiapan jalur evakuasi dan shelter atau tempat evakuasi beserta panduan perencanaan evakuasinya.
Kendati demikian, korban tsunami masih tetap ada sama halnya terjadi di Selat Sunda diakhir tahun 2018 silam.
Lebih lanjut, program mitigasi tsunami dari tingkat hulu sampai hilir perlu ditingkatkan untuk ke depannya.
“Saya kira publik juga perlu mendapatkan informasi secara mendetail terkait dengan potensi ancaman tsunami di lokasi di mana mereka tinggal dan tentu saja informasi lainnya terkait dengan jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara,” jelas Widjo.
Melansir dari laman BRIN, sampai saat ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan PVMBG Badan Geologi terus memantau perkembangan aktivitas GAK dan muka air laut yang berada di Selat Sunda. Dengan demikian, Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan adanya informasi yang tidak bertanggung jawab dan pastikan informasi hanya bersumber dari laman yang resmi.