Potret Li Ka-shing Source Ekonomi Bisnis

FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Rasanya cukup sulit untuk membayangkan bagaimana seorang tukang sapu bisa berubah menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Namun, inilah yang terjadi pada Li Ka-shing, orang paling kaya nomor satu di Hongkong dan nomor empat di Asia, dengan total kekayaan mencapai 39 miliar US dolar atau sekitar Rp612 triliun menurut Forbes.

Li Ka-shing lahir di Guangdong pada 29 Juli 1928 dan berpindah ke Hong Kong saat pasukan Jepang menginvasi provinsi tempat dia tinggal. Kondisi keluarga yang sangat miskin membuatnya bekerja sebagai tukang sapu di pabrik Hongkong, sambil merawat ayahnya yang sakit.

Pada usia 15 tahun, ayahnya meninggal dunia, memaksa Li untuk berhenti sekolah dan bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.Pekerjaan pertama Li setelah putus sekolah adalah sebagai sales di perusahaan plastik, di mana ia bekerja selama 16 jam sehari. Pengalaman ini memberinya pengetahuan yang cukup untuk membuka perusahaan produsen dan supplier plastik sendiri, Chengkong, pada tahun 1950.

Perusahaan Li berkembang cepat berkat kualitas produk plastiknya yang baik dan harga yang murah. Kemudian, saat kerusuhan meletus di Hong Kong pada tahun 1967, Li memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli properti dengan harga miring.

Pada tahun 1971, Li mendirikan perusahaan real estate pertamanya dan berkonsentrasi pada bisnisnya sebagai developer real estate. Perusahaan plastiknya berevolusi menjadi perusahaan investasi properti, Chengkong Limited. Dalam puluhan tahun berikutnya, Li terus mengembangkan bisnisnya dan melakukan diversifikasi, hingga namanya terkenal sebagai konglomerat makmur dengan bisnis di sektor properti, pelabuhan kontainer, hingga telekomunikasi.

Keputusan Li dalam berbisnis sangat mempengaruhi harga properti di Hongkong, sehingga banyak investor yang berpedoman pada kata-katanya. Berkat keahlian dan ketajamannya dalam berbisnis, Li menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia dan mendapatkan julukan ‘Superman’.

Li pensiun sebagai ketua CK Hutchison Holdings dan CK Asset Holdings pada Mei 2018, namun tetap menjadi penasihat senior. Kendali di perusahaannya diserahkan kepada anaknya, Victor.

Selain pintar mengelola bisnis dan mendiversifikasi dananya, Li juga dikenal sebagai sosok yang hemat dan dermawan. Dia membagi dana menjadi lima kelompok, dengan porsi terbesar digunakan untuk biaya hidup, dan selebihnya untuk memperluas jaringan pertemanan, belajar dan mengembangkan diri, bepergian, dan berinvestasi.

Li juga masuk dalam daftar “Heroes of Philanthropy” dari Forbes. Ia telah menyumbangkan lebih dari 30 miliar dolar Hongkong, dengan sebagian besar dananya digunakan untuk pendidikan dan perawatan kesehatan. Bahkan, pada tahun 2018, Li memberikan sumbangan sebesar 5 Juta US dolar bagi korban gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Kisah Li Ka-shing adalah bukti bahwa dengan kerja keras, kegigihan, dan kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan, seseorang bisa meraih kesuksesan dan kemakmuran, bahkan dari latar belakang yang paling sederhana sekalipun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here