Tangkapan layar wawancara penjurian ICEA 2024

FirstIndonesiaMagz.id– Pada Jum’at (8/3), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Sungai Pakning telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2024 yang diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama PT Indonesia Popular Mandiri.

ICEA 2024 merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tahunan kepada perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta yang telah menjalankan program Corporate Social Responsibelity (CSR)/ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/ Community Development terbaik.

Adanya ICEA 2024 diharapkan dapat mendorong dan menjadi penyemangat serta tantangan tersendiri bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan program CSR dengan merumuskan kembali program CSR-nya, guna mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).

Dalam kegiatan ICEA 2024 ini akan melalui beberapa tahap meliputi kegiatan penjurian dan penilaian dari para dewan juri serta tahap final-nya perolehan penghargaan.

Pada saat kegiatan wawancara penjurian, Rahmad Hidayat selaku Jr. Officer II Commrel & CSR KPI RU II Sungai Pakning memaparkan secara virtual terkait program kerja CSR (Corporate Social Responsibelity) yang telah perusahaan implementasikan selama ini.

KPI RU II Sungai Pakning sendiri berada di wilayah pesisir Provinsi Riau, berseberangan dengan Pulau Bengkalis. Permasalahan umum yang nampak di wilayah Sungai Pakning ini antara lain kebakaran lahan dan hutan serta abrasi. Berbagai upaya telah dilakukan masyarakat dari dahulu hingga sekarang untuk memecahkan permasalahan tersebut. Namun, masyarakat sering mengalami berbagai kegagalan baik dalam proses penanaman mangrove sebagai upaya pencegahan bencana abrasi maupun pencegahan karhutla.

Sebagai upaya tanggung jawab sosial KPI RU II Sungai Pakning bertanggung jawab pula terhadap bencana yang terjadi di wilayah mereka beroperasi.

KPI RU II Sungai Pakning pun mencari berbagai kemungkinan penyebab bencana tersebut terjadi. Paling sering adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang disebabkan oleh para masyarakat yang mencari madu hutan di daerah tersebut. Sebagai solusi, KPI Sungai Pakning pun memiliki satu program CSR yakni budidaya lebah madu hutan gambut yang sekaligus menjadi Eduwisata lebah madu hutan gambut.

“Program CSR kami dengan memanfaatkan hutan gambut yang ada di wilayah Sungai Pakning dengan membuat budidaya lebah madu hutan gambut ramah lingkungan sebagai alternatif bagi para petani yang mencari madu di hutan. Ini juga dapat menjadi cara mencegah adanya kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian para pencari madu yang menggunakan api untuk mengusir lebah,” jelas Rahmad.

Program CSR budidaya lebah madu hutan gambut yang dipresentasikan oleh tim CSR KPI Sungai Pakning dalam wawancara penjurian ICEA 2024 inipun mendapat banyak apresiasi positif dari para dewan juri. Salah satunya dari Son Diamar selaku juri ICEA 2024 yang bertugas sore hari ini.

“Bagus sekali, pak. Program CSR ini menjadi problem solving dari yang tadinya bahaya menjadi hal positif. Tadi disebutkan kalau budidaya lebah madu agar tidak ada lagi yang mencari madu lebah liar di hutan gambut karena dapat menyebabkan salah satu penyebab kebakaran hutan,” ucap Son Diamar saat membuka sesi pertanyaan wawancara penjurian ICEA 2024.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here