Puncak Arus Mudik Hingga Antisipasi Hepatitis Akut
Puncak Arus Mudik Hingga Antisipasi Hepatitis Akut

Firstindonesiamagz.id Dalam beberapa waktu belakangan ini terdapat berita yang menarik perhatian, termasuk hiruk pikuk mengenai arus balik ke Jakarta.

Pada Jumat kemarin (6/5) dilaporkan oleh Ditlantas Polda Jawa Barat, bahwa sekitar 120.000 kendaraan bergerak ke arah Jakarta sampai dengan Jumat siang.

Terdapat pula berita mengenai tiga menteri yang membuka pemberlakuan sistem satu arah atau one way dari gerbang Tol Kalikangkung Semarang ke arah Jakarta.

Selain itu terdapat berita mengenai pemerintah yang meningkatkan kewaspadaan lintas sektoral guna mengantisipasi hepatitis akut yang sampai sekarang tidak diketahui pemicunya.

Tak tinggal diam, Kementerian Kesehatan pun turun tangan dengan memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan terhadap penyakit tersebut.

Melansir dari Antara, Berikut beberapa berita yang menarik perhatian dalam kurun waktu belakangan ini:

1. Sebanyak 120.000 kendaraan bergerak ke arah Jakarta

Berdasarkan keterangan Kabag Binaopsnal Ditlantas Polda Jabar AKBP Bayu Catur Prabowo, sampai Jumat siang sebanyak 120.000 kendaraan telah bergerak melakukan arus balik menuju Jakarta dengan 70 persen di antaranya berasal dari gerbang tol Palimanan menuju Cikatama.

“Jadi kita ada dua parameter, yang pertama dari gate tol palimanan, kemudian ditambah masyarakat yang berasal dari daerah Jawa Barat sendiri,” imbuh Bayu.

Pada Jumat kemarin merupakan awal puncak dari arus balik yang diperkirakan akan terus mengalmi kelonjakan hingga Minggu mendatang.

2. Tiga menteri buka pemberlakuan sistem satu arah atau one way dari gerbang Tol Kalikangkung Semarang

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka pemberlakuan one way di gerbang tol Kalikangkung, Semarang menuju ke Jakarta pada Jumat (6/5/2022).

3. Upaya pemerintah lakukan penyelidikan epidemiologi guna antisipasi hepatitis akut

Pemerintah telah meningkatkan kewaspadaan serta melakukan penyelidikan epidemiologi atau surveilans lintas sektoral untuk mengantisipasi hepatitis akut yang tidak diketahui pemicunya (acute hepatitis of unknown aetiology), sama halnya dengan yang diutarakan oleh Kantor Staf Presiden.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden  (KSP) Brian Sriprahastuti dalam keterangan tertulisnya  menuturkan, upaya penyelidikan dan peningkatan kewaspadaan tersebut agar dapat dilakukan tindakan secepat-cepatnya jika ditemukan kasus dengan gejala dan tanda hepatitis akut, terutama pada anak di bawah usia 11 tahun.

“Investigasi penyebab hepatitis akut dilakukan pada setiap kasus, mungkin melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap,” tutur Brian.

Fenomena hepatitis akut yang tidak diketahui pemicunya menjadi sorotan dunia setelah Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022. WHO sendiri telah menerima laporan 169 kasus di 12 negara, salah satunya Indonesia.

4. Kemenkes perkuat fasilitas pelayanan kesehatan sebagai langkah pencegahannya

Kemenkes juga menyatakan telah memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghadapi kasus hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak.

Upaya tersebut sebagai langkah strategis pemerintah dalam rangka mencegah penularan kasus hepatitis akut.

Baca juga: Jokowi Lebaran di Yogyakarta, Bertemu Sultan hingga Prabowo

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here