Potret Penjual Daging

FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Bulan Ramadhan seringkali diidentikkan dengan kenaikan harga kebutuhan pangan di masyarakat, termasuk daging sapi. Dalam beberapa tahun terakhir, harga daging sapi cenderung mengalami kenaikan saat memasuki bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode tersebut.

Pada tahun ini, terdapat kekhawatiran terkait ketersediaan dan pasokan daging sapi saat bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri.

Kekhawatiran ini disebabkan oleh terlambatnya penerbitan izin impor dan lonjakan harga. Saat ini, stok daging sapi beku di tingkat importir hanya tersisa sekitar 7.500 hingga 8.000 ton, sedangkan untuk memenuhi permintaan yang tinggi saat bulan puasa dan lebaran, dibutuhkan stok minimal 50.000 ton agar dapat meredam harga.

Berdasarkan informasi dari Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapannas), kuota impor daging sapi pada tahun 2024 ini mencapai 145.250,6 ton. Jumlah ini diputuskan berdasarkan total pengajuan rencana kebutuhan yang diajukan oleh 380 pelaku usaha sejumlah 462.011,14 ton. Meskipun kuota impor daging sapi tahun ini tercatat turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1 juta ton.

Kepala Bapannas, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa daging sapi impor tersebut direncanakan tiba di tanah air pada pertengahan bulan puasa.

“Daging sapi impor ini bakal sampai di Indonesia pada pertengahan bulan puasa,” ucap Arief, Jakarta, Rabu (13/03).

Sementara itu, data Bapannas mencatat harga daging sapi murni di tingkat pedagang eceran per Senin 12 Maret sebesar Rp16.120 per kg, urun 0,89% atau Rp12. 220 dari harga sebelumnya yang mencapai Rp137.340 per kg. Namun, dalam sepekan terakhir, harga daging sapi terus mengalami kenaikan secara bertahap.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here